Pesona Rinjani (3726 mdpl) part 2
06:43:00Halo para bloggers atau read-only blog! Kembali lagi bersama saya yang udah lama banget nggak nulis buat lanjutin entry saya sebelumnya yaitu 'Pesona Rinjani part 1' dikarenakan sedang sibuk dengan jadwal kuliah saya yang super duper mengasyikan. Dengan amat semangat saya ingin mengurus blog saya lagi, semoga cerita saya nggak garing. Hehe... Okay langsung saja tak usah basa-basi.
Plawangan Sembalun
Setelah struggled with fckn but lovely bukit penyesalan, akhirnya sampai juga di Plawangan Sembalun. Tempat yang bakal saya dan teman-teman membangun tenda. Saat itu dari keseluruh rombongan, saya yang pertama sampai di Plawangan. Akhirnya saya memutuskan untuk menunggu kedatangan teman-teman sembari menikmati Segara Anak yang mulai tertutup kabut. Banyak turis asing atau as we known with 'BULE' disini sedang asik ngopi dan duduk-duduk santay, sedangkan porternya sibuk menyiapkan tenda dan makan malam. Tak lama teman-teman saya satu persatu datang. Mereka menyarankan kita bersegera mendirikan tenda dan istirahat agar malamnya bisa summit attack. Sebelumnya kita sempat makan malam dulu, tetapi saya hanya tidur tidak membantu memasak. Maafkan saya teman-teman. HehePenampakan Bukit Penyesalan |
View sunset Segara Anak dari Plawangan Sembalun |
DAY 5 : 26 July '15
Summit Attack
Sekitar pukul 02.00 WITA semua alarm nyala dan sedikit annoying karena lagi enak-enaknya tidur. Tetapi kami semua harus bangun karena nggak mungkin kalo kita cuma tidur disini dan tidak summit. Bergegas kita semua langsung mempersapkan alat perang summit. Jaket tebal hingga kaos kaki berlapis tak luput saya kenakan. Hingga pukul 03.00 WITA kami baru memulai summit, tak lupa kita berdoa sebelum summit attack, semoga diberi kemudahan dan kelancaran hingga sampai puncak. Lalu kita mulai berjalan. Sedikit demi sedikit langkahkan kaki menuju jalur summit. Ada sedikit accident, yaitu temen saya Ismed merasakan ankle pada kakinya dan berniat untuk menghentikan langkahnya di seperempat jalan. Tetapi saya menganjurkan dia untuk tetap lanjut karena kita sudah sampai sedikit lagi. Ismed jalan ditemani dengan Ely secara perlahan-lahan. Saya yang pertama kali summit dengan medan yang lumayan ekstrem ini sempat berfikir untuk menyerah. Ada salah satu teman saya Vicky yang tak pernah luput menyemangati dan menemani saya sepanjang jalur summit. Thanks for Vicky yang gapernah bosen menemani saya untuk sekedar mengambil nafas dan istirahat. Pukul 06.00 WITA saya istirahat cukup lama di bibir puncak untuk menikmati sunrise Rinjani. Waktu itu saya ditemani Hendra, Vicky sudah tak jadi milikku lagi. Kami berdua cukup terharu bisa berada disini, dan saya meneteskan air mata melihat sunrise yang sangat indah itu.
Foto di bibir puncak Rinjani |
Pukul 06.30 WITA kita melanjutkan summit kita yang sempat tertunda karena sudah cukup lama beristirahat, beberapa teman saya ada yang memutuskan untuk kembali ke tenda karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Beberapa melanjutkan sampai puncak dan termasuk saya. Kaki dan mulut saya yang penuh dengan pasir sempat menyurutkan semangat saya, tetapi kembali lagi semangat dari teman-teman membuat saya bangkit, walaupun saya tetap memutuskan untuk berhenti karena kondisi fisik saya yang tidak memungkinkan, padahal hanya sekitar 1 km lagi saya berjalan keatas hingga sampai puncak. Waktu itu saya memutuskan untuk tidur dengan Hendra, dia juga memutuskan untuk berhenti karena fisiknya yang sudah tidak memungkinkan juga. Walaupun hanya tinggal sedikit lagi sampai puncak tetapi saya cukup bangga dengan diri saya sendiri sudah bisa berada sejauh ini. Karena tujuan utama saya bukan puncak tetapi saya ingin belajar dari sebuah gunung.
Sekitar 30 menit kami memutuskan untuk turun dan bertemu dengan teman-teman yang saya kira sudah sampai puncak. Ternyata estimasi waktu kita salah, kita tidak mungkin melanjutkan sampai puncak karena angin kencang dan bisa membahayakan para pendaki. Ditambah waktu kita naik, sebagian orang pada turun sehingga debu dan pasir akibat langkah kaki tidak terkendali. Debu dan pasir bahkan masuk kedalam hidung dan mulut, sehingga mengakibatkan dehidrasi. Lalu akhirnya kita sampai Plawangan Sembalun sekitar pukul 11.00 WITA. Kami memutuskan untuk sarapan dan istirahat. Setelah perut terisi, waktunya kita siap-siap untuk bergegas turun. Kami memutuskan untuk 2 hari bermalam di Segara Anak. Pukul 12.30 WITA kami berjalan turun. Ternyata jalur yang kita lewati lumayan ekstrim. Kemiringan jalur ini mencapai 80 derajat dan saya berjalan sangat hati-hati dan sangat pelan. Saat perjalanan saya mendengar berita tentang turis berasal dari Thailand dinyatakan tewas terjatuh dijalur yang sedang saya lewati ini kemarin sore. Sontak berita ini membuat saya takut dan sangat khawatir. Bukit-bukit sangat menipu, dari kejauhan terlihat danau segara Anaknya tetapi berjam-jam kita lewati tak sampai juga. Lalu teman saya ada yang berteriak 'SEGARA ANAAAAAAK!'. Ini membuat mood saya langsung naik yang sebelumnya sempat berputus asa (Nggak deng, becanda). Jam saya menunjukan pukul 17.30 WITA. Kami menempuh 5 jam hingga akhirnya menemui danau segara Anak yang sangat indah legendaris ini. Langsung kami mencari spot untuk mendirikan tenda, dan kita memilih dekat dengan jalur Plawangan Senaru, yaitu jalur yang dipilih untuk kita pulang.
Foto Tenda kami |
Keesokan harinya ketika memancing |
View bukit bukit yang kemarin telah dilalui |
DAY 6 : 27 July '15
Segara Anak
Pada hari berikutnya kegiatan kita hanya memancing, berenang, dan makan ikan hasil tangkapan di danau nan luas ini. Segara Anak Rinjani merupakan kaldera yang terbentuk karena letusan Gunung Rinjani dan terletak di ketinggian 2000 mdpl dengan luas 1100 ha. Luas banget seluas hatiku kepadamu~ (Aduh). Air di danau ini jernih sekali, dan menurut saya layak minum. Walaupun saat diminum kamu akan merasakan sedikit aneh, tetapi air ini cukup segar untuk dikonsumsi.
Saya banyak sekali bertemu teman baru sepanjang perjalanan mendaki, hingga saat ini pun saya masih berhubungan baik dengan mereka. Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan dengan Tuhan selalu dikelilingi oleh orang-orang baik, walaupun saya yang sedikit jahat kepada mereka. Hehe becanda.....
Ekspresi Ojan yang baru saja berenang di Segara Anak |
The sweetest couple I've ever met LOL |
I love this squad Rinjani |
Kapan lagi foto bareng Gunung Barujari, Rinjani |
Complete squad 💙 |
Saat bermalam di Segara Anak dan kami siap untuk tidur tapi tidak dengan saya, Nesty dan Ojan. Kami sedikit berbincang membicarakan tentang apalagi kalo bukan 'CINTA'. Iya saya anaknya baper terhadap persoalan tersebut, dan kami pun terbuai suasana malam yang syahdu dan ngobrol ngalor-ngidul. Tiba-tiba ada suara yang berasal dari tenda Wiku dan Fathul. Begini cuplikan perbincangan mereka,
F : Bim, ini kan udah dimasukin?
W: Bentar lagi ul.
F : Jangan bentar-bentar, langsung saja.
W: Iya, ini mau dimasukin.
F : Aduh, kamu udah pakein pengaman kan?
W: Udah loh ul.
F : Yaudah masukin. Aduh, kamu beneran udah pake pengaman kan?
W: Udah ini lho! Wah cah gendeng! (Wah orang gila)
Gimana kita semua tidak tertawa mendengar percakapan mereka, seolah-olah mereka akan melakukan hal yang ...... YA TAU SENDIRI KAN? Ternyata Wiku dan Fathul sedang membicarakan pisau yang akan dipakaikan pelindung dan siap dimasukan kedalam tas.
Ini instagramnya doi kalo mau pada follow @Amanahfathul dan @Wikubima
Pasangan traveler banget kan? (Sumber instagram doi, gambar diambil di gunung Sumbing) |
DAY 7 : 28 July '15
Hari selanjutnya kita bermalam lagi di Segara Anak.
DAY 8 : 29 July '15
Plawangan Senaru
Setelah 3 hari 2 malam di Segara Anak kami memutuskan untuk turun, jalur yang kita pilih yaitu Senaru. Seperti sebelumnya yang sudah saya ceritakan bahwa tenda kami berjarak tidak jauh dengan jalur menuju Plawangan Senaru. Maka kami memutuskan start jalan turun pukul 09.00 WITA. Disini yang saya maksud 'TURUN' bukan berarti tracking yang bakal kita lalui bakal turun, jadi ini bakal 'SEDIKIT' naik. Iya sedikit. Iya.
Menurut saya bukit penyesalan tidak ada apa-apanya dibanding bukit Senaru. Bukit Senaru 2x lebih nyiksa sih menurut saya. Jalan naik yang ekstrem dan sangat terjal membuat saya berhalusinasi seakan-akan melihat bayangan sebungkus Nutrisari dingin nan segar melambaikan tangan diatas Plawangan. Dari bukit ke bukit dilalui dengan sangat susah payah. Banyak drama yang terjadi saat itu. Dari yang nunggu temen buang air besar hingga akhirnya saya juga ingin membuang kotoran tetapi tidak ada tempat yang layak karena sepanjang mata memandang adalah jurang, ini membuat saya lebih berhalusinasi lagi. Mengharapkan sebuah toilet melayang diudara. Oke lebay, abaikan. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya sampai juga di Plawangan Senaru sekitar pukul 13.00 WITA. Muka udah pada babak belur karena kelelahan berjalan, dan memutuskan untuk istirahat. 13.30 WITA kami bergegas melanjutkan perjalanan lagi. Kali ini perjalanan akan benar-benar turun dan kami semua memutuskan untuk lari, karena jika track turun tetapi jalanmu pelan, ini akan membuat kamu semakin lelah dan lama. Karena kami semua membawa carier yang cukup berat sehingga beban yang ditimbulkan hanya pada punggung dan dapat terkontrol dengan baik saat jalanan turun. Dari pos ke pos sudah kami lalui dan hari sudah semakin gelap. Tetapi belum ada tanda-tanda kemunculan warung Senaru. Jika sudah bertemu dengan warung ini maka ini tanda bagi kami bahwa sudah dekat dengan jalur keluar. Hingga akhirnya pukul 07.00 WITA kami menemui warung ini. Langsung saja saya tanpa basa-basi memesan Es Nutrisari yang sudah saya impikan sejak tadi. Entah mengapa Nutrisari saat itu sangat berbeda dengan Nutrisari yang saya minum ketika di rumah. Rasanya nikmat sekali (Oke lebay sih....). Berikut foto-foto yang diambil di pintu Senaru, dan berakhir lah perjalanan kami selama 5 Hari 4 Malam di Rinjani, dan ini sangat-sangat berkesan bagi saya. Saya banyak mendapatkan pelajaran selama perjalanan yang mungkin membuat saya menjadi orang yang lebih baik kedepannya. Amiiiiin!
Vicky |
Squad from Solo |
Meet the new friends here! |
Thanks for reading! Have a nice trip guyyyyysss!!
2 komentar
👏 inspiring
ReplyDeleteVicky tak lagi jadi milikmu ya bang? ���� semangat pak!! ������������
ReplyDelete